Bagi yang berkecimpung dalam disiplin tafsir dan ilmu tafsir, Mujahid adalah merupakan seorang figur yang tidak asing lagi. Karena mulai dari para mufassir klasik sampai dengan kontemporer, Mujahid selalu menjadi rujukan. Imam Syafi’i , Bukhari dan banyak ulama lainnya yang bersandar kepada penafsirannya. Hal ini disebabkan dia merupakan salah seorang mufassir dari kalangan tabiin yang sangat mumpuni, taat beragama, wara’ dan tsiqah.
Mujahid bin Jabr lahir di Mekah tahun ke-21 Hijriyah, tepatnya pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Dia adalah hamba sahaya Abdullah bin Sa’ib bin Abi Sa’ib al-Mahzumi.
Ats-Tsauri menuturkan, “Aku belum pernah melihat seseorang yang mempunyai keinginan kuat terhadap ilmu Allah ini ( Alquran) kecuali Atha’, Thawus dan Mujahid . “ Fadhil bin Maimun meriwayatkan, bahwa ia mendengar Mujahid berkata, “ Aku telah belajar Alquran kepada Ibnu Abbas sebanyak 30 kali, aku berhenti di setiap ayat dan aku tanyakan bagaimana dan dimana ayat itu diturunkan.”
Abdus Salam bin Harbi meriwayatkan dari Mus’ab, dia berkata, “Mujahid adalah seorang yang paling memahami ilmu tafsir, sedangkan Atha’ adalah orang paling memahami ilmu tentang Haji.” Qatadah berkata, “ Seorang ahli yang faham tentang halal haram adalah az-Zuhri, sedangkan seorang ahli tafsir yang mempuni adalah Mujahid.” Ibnu Sa’ad mengatakan , “Mujahid adalah seorang yang tsiqah, faqih terhadap agama dan alim yang memiliki banyak hafalan hadits.”
Ibnu Jarir dalam tafsirnya menukil perkataan Abu bakar al-Hanafi yang menyatakan, “Aku mendengar Sufyan ats-Tsauri berkata: “ jika engkau telah mendapatkan tafsir dari Mujahid, maka itu sudah cukup bagimu.” Sufyan ats-Tsauri menegaskan, “ Ambillah tafsir dari empat orang, mereka adalah: Mujahid , Sa’id bin Jubair, Ikrimah dan adh-Dhahak.”
Diantara sahabat dan tabi’in yang menjadi sumber riwayat atau guru bagi Mujahid adalah : Ibnu Abbas, Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash, Aisyah, Ummu Salamah, Abu Hurairah, Ummu Hani binti Abi Thalib, Jabir bin Abdullah, Suraqah bin Malik, Abdurrahman bin Sofwan bin Qudamah, Abi Iyadh, Amru bin Aswad, Mauraq al-Ajali, Abu Ubaidah bin Abdullah bin Mas’ud, dan lain-lain.
Sedangkan murid-murid beliau adalah : Ayyub as-Suhtiyani, Atha’, Ikrimah, Ibn Aun, Amru bin Dinar, Fathur bin Khalifah, Abu Ishaq as-Sab’i, Abu Zubair, Yunus bin Abi Ishaq, Qatadah, Ubaidillah bin Abi Yazid, Bakir bin Ahnas, Habib bin Abi Tsabit, Hasan bin Amru, Hasan bin Muslim, Hakim bin Utaibah, Zubaidi al-Yami, Awam bin Husyab, Salamah bin Kuhail, Sulaiman Ahwal, Sulaiman A’masi, Abdul Karim bin Malik al-Jazuri, Ubadah bin Umamah, Utsman bin ‘Ashim Abu Husain, Utsman bin Mughirah, Umar bin Dzar dan masih banyak lagi yang lainnya.
Beliau merupakan orang yang termasuk menyaksikan wafatnya Umar bin Abdul Aziz, Khalifah ke-5 yang terkenal akan keadilannya. Sesaat menjelang wafat, Mujahid sempat ditanya sang halifah, “ apa yang dikatakan oleh manusia berkenaan dengan diriku?” Mujahid menjawab ,”Mereka mengatakan bahwa anda telah disihir.”
Mujahid pernah berwasiat, “ Barangsiapa yang memuliakan dirinya, maka dia akan dihinakan oleh agamanya, dan barangsiapa yang merendahkan dirinya maka dia akan dimuliakan oleh agamanya .”
Para ulama berbeda pendapat tentang wafatnya beliau, akan tetapi dari sekian banyak pendapat, yang paling kuat adalah beliau wafat di Mekah pada hari Sabtu tahun 104 Hijriah. Beliau wafat ketika sedang bermunajat kepada Allah SWT. Semoga Allah merahmatinya. Amin.