This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Mimbar Jum'at. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mimbar Jum'at. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Juli 2023

4 Permata dalam Diri Manusia dan yang Membinasakannya


 اَلْحَمْدُ ِللهِ الًّذِى خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمِ وَالّذِيْ هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لآاِلهَ إِلّاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُوْصِلُنَا إِلَى جَنَّاتِ النَّعِيْمِ وَتَكُوْنُ سَبَبًا لِلنَّظَرِ لِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وأَشْهَدُ أَنْ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِىُ الرَّؤُفُ الرَّحِيْمُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ 

Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia

Pertama tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadiarat Allah swt dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil alamin, dimana pada hari  yang mulia ditempat yang dimuliakan oleh Allah ini kita dapat melaksشnakan semua rangkaian ibadah jumat, semoga semua amal ibadah kita diterima oleh Allah swt dan  marilah kita bershalawat kepada Rasulullah dengan mengucapkan :

  اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

Semoga di yaumil akhir kita mendapatkan syafaatnya, amiin ya robbal alaminnn

Selanjutnya selaku khatib Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada kita semua yang hadir marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar benar ketaqwaan dalam arti kata 

 امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه

Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala

Ma’asyiral Muslimin rakhimakumullah, 

Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dalam bentuk terbaik. Ia diciptakan dengan bentuk fisik yang indah, juga diberi perangkat lunak yang sempurna, seperti akal pikiran, rasa, dan karsa (kehendak). Manusia berbeda dari makhluk Allah lainnya. Malaikat diciptakan hanya memiliki akal tanpa diberi syahwat dan nafsu. Hewan dibekali syahwat sehingga hidupnya hanya mengikuti keinginan kebutuhan badannya; makan, minum, berhubungan badan dan segala keinginan yang bersifat jasmaniah. Sementara. Manusia, sebagaimana disebutkan dalam surat At-Tiin ayat 4 diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya: 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ “

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Manusia diciptakan dengan segala sesuatu yang dikaruniakan kepada malaikat, hewan dan setan, yakni berupa akal pikiran, syahwat, dan hawa nafsu. Oleh karena itu, kehidupan umat manusia lebih dinamis, karena manusia berjuang dalam tarikan antara ketiganya. Manusia bisa menjadi seperti malaikat hanya tunduk patuh pada Allah, bisa seperti hewan hanya mementingkan keinginan jasmaninya, ataupun bisa seperti setan hanya ingin menjerumuskan manusia ke dalam api neraka. Sebagai makhluk ciptaan dalam bentuk terbaik, manusia dikaruniai empat hal sebagai permata dirinya. Empat permata ini disebutkan Rasulullah dalam hadistnya, sebagaimana dikutip oleh Ihya’ Ulumiddin.

 قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَةُ جَوَهِرَ فِيْ جِسْمِ بَنِيْ اَدَمَ يُزَلُهَا اَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ اَمَّا الْجَوَاهِرُ فَالْعَقْلُ وَالدِّيْنُ وَالْحَيَاءُ وَالْعَمَلُ الْصَّالِحُ 

Rasulullah SAW bersabda, “Ada empat permata dalam tubuh manusia yang dapat hilang karena empat hal. Empat permata tersebut adalah akal, agama, sifat malu, dan amal salih”. 

Pertama Akal dan  dan malu, akal adalah alat untuk memahami agama. Agama adalah rambu-rambu atau aturan yang memberikan arah pada manusia, sehingga orang-orang tidak sempurna akalnya seperti anak anak yang belum baligh, atau rusak akalnya seperti orang gila, maka orang tersebut tidak di bebani hukum dan kewajiban menjalankan ajaran agama, kemudian sifat malu adalah pengendali, dan amal salih adalah buah dari akal memahami agama dengan pengendali berupa sifat malu tadi. Akal menjadi pemimpin dalam tubuh manusia untuk memahami mana yang hak dan batil, mana yang patut ataupun tidak, mana yang harus dikerjakan ataupun ditinggalkan. Ibnu Hajar al-Asyqalani dalam kitabnya Nashaihul Ibad mendefinisikan akal sebagai

 جَوْهَرٌ رُوْحَانِيٌّ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالَى مُتَعَلَّقًا بِبَدْنِ الاِنْسَانِ يُعْرَفُ بِهِ الْحَقُّ وَالْبَاطِلُ “

Permata ruhani ciptaan Allah yang berada dalam jasad manusia untuk mengetahui sesuatu yang hak dan batil.”

Maasyiral Muslimin rakhimakumullah, 

Permata kedua yang dikaruniakan Allah kepada manusia adalah agama. Agama adalah aturan atau norma yang mengarahkan akal manusia untuk menerima hal-hal yang baik, layak dan pantas. Agama menjadi pedoman bagaimana manusia menjalani kehidupannya; bagaimana mengendalikan syahwat dan nafsu. Akal sehat akan mengarahkan kita dapat menerima agama yang hanif (lurus), yang mampu memberikan ketenangan lahir batin dan dapat melahirkan sifat pengedali (malu), serta membuahkan amal salih. Malu merupakan sifat yang dikembangkan oleh agama untuk mengendalikan perilaku manusia, yang dapat membedakan kita dengan hewan ataupun setan. Oleh karena itu, Ibnu Hajar al-Asqalani membagi malu menjadi dua, yakni haya’un nafsiyun dan haya’un imaniyun. Haya’un nafsiyun adalah rasa malu yang diberikan Allah pada setiap manusia, seperti rasa malu memperlihatkan auratnya dan sejenisnya. Sifat ini tidak diberikan pada hewan. Sementara haya’un imaniyun adalah

 أَنْ يَمْنَعَ المُؤْمِنُ مِنْ فِعْلِ الْمَعَاصِي خَوْفًا مِنَ اللهِ “

Ketika seorang mukmin mampu mencegah dirinya untuk berbuat maksiat karena takut kepada Allah subhanahu wata'ala.” Sifat ini hanya diberikan pada orang mukmin yang mampu menggunakan akalnya untuk memahami perintah dan larangan Allah. Karena itu, wajar jika Rasulullah pernah memberikan nasihat kepada sahabatnya dengan mengatakan:

 اَلْحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِ 

“Malu itu sebagian dari iman.” 

Malu untuk berbuat maksiat, malu meninggalkan perintah agama, malu tidak berbuat baik dan lain sebagainya. 

Maasyiral Muslimin rakhimakumullah, 

Permata yang terakhir yang dimiliki manusia adalah amal shalih, yakni perbuatan yang patut dan baik menurut kaidah agama. Amal shalih adalah buah dari kemampuan kita memahami agama, menjalankan perintah agama, serta kemampuan kita mengendalikan sikap dalam kehidupan. Banyak orang mampu memahami agama atau mengerti ilmu agama, tetapi tidak mampu mengendalikan syahwat dan nafsunya, sehingga ia tidak memiliki rasa malu, maka ia hanya bisa melakukan sesuatu yang hanya berorientasi pada kebutuhannya yang kadang merugikan orang lain. Contoh sederhana yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, betapa banyak orang pandai agama tetapi tidak mampu mengendalikan diri, sehingga ia bukan mengamalkan ilmu agama, namun hanya memperalat agama untuk kepentingan dirinya atau kelempoknya. Maka akibat yang timbul dari itu bukan amal shalih tetapi justru maksiat.

Hadirin  Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, 

Rasulullah dalam dalam hadits di atas juga mengingatkan pada kita akan bahaya yang mengancam empat permata manusia tersebut. Rasul mengatakan

: فَالْغَضَبُ يُزِيْلُ الْعَقْلَ وَالْحَسَدُ يُزِيْلُ الدِّيْنَ وَالطَّمَعُ يُزِيْلُ الْحَيَاءَ وَالْغِيْبَةُ يُزِيْلُ الْعَمَلَ الصَّالِحَ “

Ghadlah (marah-marah) dapat menghilangkan akal, iri dan dengki (hasud) dapat menghilangkan agama, serakah (thama’) dapat menghilangkan sifat malu, dan menggunjing (ghibah) dapat menghilangkan amal shalih. 

Maasyiral Muslimin rakhimakumullah,

Demikianlah khutbah kita hari ini.

Semoga kita dapat mengoptimalkan permata yang ada dalam hidup kita untuk menjadi insan pilihan dan masuk dalam kategori muttaqin (orang yang memiliki ketakwaan).

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Kamis, 29 Juni 2023

IBADAH QURBAN: MENUJU PUNCAK KETAATAN dan MENGIKIS SIFAT “KEHEWANAN”



Oleh: H. Hayatul Islami, S.Th.I., M.S.I


 KHUTBAH PERTAMA

السلام عليكم ورحمةاللهِ وبركاته

اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَالَهَ الاَّاللهُ وَ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنزَلَ الْعِيْدَ ضِيَافَةً لِلاَنَامِ. اَلَّذِى اَحَلَّ لَهُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ. وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّيَامِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتعَالَى وَاَشْكُرُهُ عَلٰى مَوَاهِبِهِ الْعِظَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاإِلٰهَ إِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُوْنُ لَنَا دُخْرًا عِنْدَ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ. إِلٰهٌ ابتلٰى خَلِيلُهُ إِبرَاهِيْمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ. اَلَّذِى ضَحَّى بِكَيْشَيْنِ اَمْلَحَيْنِ ذَبَحَ بِيَدِهِ اَحَدَهُمَا عَنْ نفْسِهِ وَالْآخَرُ عَنْ أُمَّتِهِ وَاٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَاَتبَاعِهِ وَعِتْرَتِهِ.

أَمَّابعْدُ: فيَآاَيهَاالْحَاضِرُوْنَ الْكِرَامِ اُوْصِيْنِي نفْسِى وَإِيَّاكُمْ بِتقْوَى اللّٰهِ رَبِّ النَّاسِ وَطَهِّرُوْا قلُوْبَكُمْ مِنْ دَآءِ الْكِبْرِ وَالْحِقْدِ وَالْحَسَدِ وَالنَّمِيْمَةِ وَالدَّرَنِ وَالاَدْنَاسِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ يوْمَ عِيْدِ الاَضْحَى يوْمُ عِيْدِ الْاَكْبَرُ وَمَوْسِمُ الْحَجِّ الاَفْخَرِ. فَكَبِّرُواللهَ وَهَلِّلُوْاهُ وَ حَمِّدُوْاهُ بِقَوْلِ: اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ لاَإِلٰهَ إِلاَّ للهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ. وَضَحُّوْا فَإِنَّ اْلأُضْحِيَةَ مِنَ اْلأَعْمَالِ المُنْجِيَةِ تنْجِى صَاحِبهَامِنْ شَرِّالدُّنيَا وَاْلاٰخِرَةِ. وَكَبِّرُواالضَّحَايَا فَإِنَّهَا هِيَ الْمَطَايَا وَترْفَعُ الْبَلاَيَا.

اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.


Hadirin kaum Muslimin dan Muslimat sidang Jama’ah ‘Idul Adh-ha rahimakumullah…

Pada hari yang mulia ini, Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Iman dan Taqwa yang muncul dari dalam sanubari kita, seperti yang disampaikan oleh baginda Nabi bahwa: 

... التقوى هَاهُنَا(وَيُشِيْرُ الَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ)...(رواه مسلم عن ابي هريره)

 “Taqwa itu letaknya di sini” (sambil menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali) dimulai dari diri sendiri dengan menjalankan seluruh perintah dan menjauhi semua larangan Allah kemudian kita tularkan kepada keluarga, sahabat, handai toulan dan masyarakat di sekitar kita, dengan harapan semoga Allah menurunkan berkah bagi negeri kita ini, seperti yang dijanjikan oleh Allah:

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ...(الاعراف:96) 

“Dan sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi…”


اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Hadirin Rahimakumullah…

Hari ini dan tiga hari kedepan, kita di sunnahkan melantunkan takbir, tahmid, tahlil dan tasbih dalam rangka mengagungkan dan mengesakan Allah SWT. Kalimat takbir, tahmid, tahlil dan tasbih itu, membahana di angkasa raya bagaikan sebuah simfoni nan indah yang mampu menggetarkan qolbu, menggelorakan rasa dan meraga sukma, sehingga menyadarkan diri kita betapa rendah dan kerdilnya kita dihadapan Allah dan tentunya disaat yang sama kita juga menyadari betapa besarnya dan kuasanya Allah SWT.

اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Hadratal mukhtaramin sidang jama’ah Idul Adha Rahimakumullah

Peristiwa Qurban/ibadah qurban yang akan kita lakukan hari ini sampai 3 hari ke depan, merupakan perwujudan dari iman, taqwa serta kepatuhan kita kepada Allah swt. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh Nabi Allah Ibrahim as ketika beliau diperintah untuk menyembelih putranya Ismail as. Semua ini beliau lakukan sebagai wujud ketaatan dan keimanan beliau kepada Allah, atas keimanan dan ketaatan inilah Allah mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing. Disampig itu, Allah juga menjadikan Nabi Ibrahim dan para pengikutnya sebagai suri tauladan yang baik, Allah berfirman:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ …

Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, ….” (al-Mumtahanah: 4)


 اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Nabi Ibrahim merupakan lambang orang yang mantap keimanan kuat ketaatannya, sementara Ismail sebagai lambang apa saja yang dimiliki dan disayangi seseorang, baik berupa harta-benda, pangkat-jabatan, anak, istri maupun hak milik lainnya. Sedangkan perintah Allah kepada nabi Ibrahim adalah merupakan sebuah lambang dari syariat Islam. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa kita sebagai orang yang beriman kita perlu mengorbankan apa saja yang kita miliki demi ketaatan kita kepada Allah dan agama yang kita cintai ini.

Bahkan Allah menggolongkan kita sebagai orang yang sangat merugi jika kita lalai dalam mengingat Allah oleh sebab harta dan anak-anak yang kita miliki.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi (al-Munafiqun: 9)

اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Oleh sebab itu hadirin yang berbahagia, berdasar pada pendekatan al-Qur’an dan hadis maka paling tidak ada dua prinsip utama dari ibadah qurban ini.

Pertama, Ibadah qurban adalah memupuk dan merealisasikan rasa taqwa kita kepada Allah swt. Allah berfirman dalam surah al-Hajj ayat 37:

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.


Maka ibadah qurban yang kita sejatinya adalah sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah swt. Sudah barang tentu orang yang bertakwa akan mengorbankan apasaja yang dimilikinya dalam keadaan apapun sebab diantara ciri orang yang bertakwa adalah

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ...

Mereka yang bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit dan tentu pulalah yang mereka sedekahkan/korbankan adalah sesuatu yang terbaik yang mereka miliki sebab mereka sangat meyakini tidak akan mencapai suatu kebaikan yang sempurna sebelum menafkahkan yang terbaik dan yang kita cintai. Allah berfirman:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ


Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui (Q.S Ali Imran: 92).


Demikian pula dengan ibadah kurban haruslah dengan hewan qurban yang terbaik;

عَظِّمُواضَحَايَاكُمْ, فَإِنَّهَا عَلٰى الصِّرَاطِ مَطَايَاكُمْ

“Berqurbanlah dengan hewan yang bagus (besar dan gemuk) karena hewan itu akan menjadi kendaraan mu di atas Shirat”.


Maka orang yang bertakwa pastilah dia mau berqurban, dari sini jugalah kita bisa memahami hadis Nabi tentang anjuran/kewajiban bagi orang yang mampu untuk berkurban kata Nabi;

عَن ابي هريرة قال رسول الله (صم)من وجدسعةً فلم يضَحِّ فلا يقْربَنَّ مُصلاَّنا (روه احمد وابن ماجه)


اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Kaum muslimin dan Muslimat rahimakumullah…

Kedua, Ibadah qurban merupakan simbol perjuangan manusai untuk menghilangkan sifat-sifat kehewanan yang ada dalam diri. Kita perlu sadari bahwa kelakuan, sikap, sifat dan perilaku kita terkadang sudah sangat melampaui batas. Tidak tahu lagi mana yang benar mana yang salah. Tak hirau lagi dengan yang halal dan haram, tidak memikirkan yang haq dan yang bathil. Merasa diri lebih hebat, lebih pintar dan kuasa atas orang lain.

Allah berfirman dalam surah al-‘Alaq ayat 6-7

كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰى

“Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup”.


اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Maka itu hakikat Qurban adalah bagaimana melalui ibadah qurban itu mampu mengikis dan menghilangkan sifat kehewanan yang ada dalam diri kita. Imam Nizhomuddin An-Naisaburi dalam tafsir Gharaibul Qur’an wa Raghaibul Furqon ketika menafsirkan ayat 67 surah al-Baqarah:

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖٓ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةً ۗ ……

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina…”


Ayat ini menurut beliau merupakan isarat “menyembelih” sisi nafsu binatang yang ada dalam diri manusia. Hal ini bertujuan membersihkan hati manusia dari sifat-sifat tercela yang masih melekat dalam diri manusia. Iri, dengki, kikir, sombong, merasa hebat, merasa benar, mau menang sendiri, ujub dan lain-lain.

Hadirin wal hadirat rahimakumullah…

Diantara beda manusia dengan hewan adalah Allah menitipkan kita Akal-fikiran dan hati (perasaaan). Dengan akal dan fikiran kita dapat memebedakan baik dan buruk, salah dan benar, haq dan bathil. Sementara hati dan perasaan menuntun kita beriman kepada Allah, merasa empati, memupuk kasih sayang serta merasa bahwa kita adalah hamba Allah. Jika kedua hal ini tidak kita manfaatkan dnegan baik maka beda kita dengan hewan!!!

Itulah sebabnya Allah menyebut manusia yang tak pandai menggunakan hati, mata dan telinga dengan baik maka Allah menyebut orang seperti ini sama dengan hewan ternak bahkan lebih hina. Firman Allah:


 وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah (Q.S. al-A’raf: 179).


Oleh sebab itu, perlu kita introspeksi diri, apakah kita sudah menggunakan Hati- perasaan, Akal-fikiran, mata-telinga sesuai dengan perintah Allah, jika belum maka tiadalah beda kita dengan hewan.


اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Kaum Muslimin sidang jama’ah ‘Idul Adha Rahimakumullah

Kenyataannya pada saat ini, kita melihat bahkan mungkin merasakan bahwa kelakuan dan sikap kita sama dengan hewan bahkan mungkin lebih parah. Coba kita perhatikan, rasa saling menghormati mulai terkikis, tergerus bahkan nyaris hilang di tengah-tengah kita, kita masuk pada era dimana tekhnologi jadi kebanggaan, harta dan jabatan jadi pameran, sehingga sangat tampak nyata perbedaan sikaya dan yang tak berpunya. Sikap acuh dengan sesama, tetanga dengan tetangga tidak saling sapa, perselingkuhan rumahtangga sudah biasa, bahkan diumbar melalui media. yang paling parah, sikap dan kelakuan anak terhadap orang tua jauh sekali dari rasa cinta. 

Padahal kita sudah sangat mengerti bahwa menghormati dan memuliakan kedua orang tua adalah kewajiban seorang anak. Bahkan salah satu dosa terbesar dihadapan Allah adalah durhaka kepada kedua orang tua. 

Maka itu, datangilah kedua orang tua kita, ciumlah keningnya, kening ibunda kita yang selalu sujud di tepian malam mendo’akan kita, peluklah tubuhnya yang renta, kita Sembilan bulan tinggal dirahimnya, ciumlah tangan keduanya, sebab kedua tangan itulah yang selalu menengadah ke langit mendo’akan kita. Ibu yang selalu menangis dihadapan Allah Swt, setiap ucapan yang keluar dari lisannya adalah do’a untuk anaknya.

Demi Allah.. mengapa kita hari ini menjadi anak yang sukses, tidak lain dan tidak bukan adalah karena doa dari ayah ibu kita, setiap malam ibu kita berdoa “Ya Roob jadikan anakku-anak yang soleh, ya Roob jadikan anakku adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, ya roob jadikan anak-anak kami anak yang terbaik, jadikan nasibnya lebih baik ketimbang ayah dan ibunya.”

bagi kita yang kedua orang tuanya sudah tiada, datangi pusaranya do’akan mereka, karena kita sadari kasih sayang ibu membawa kesyorga, kasih sayang ayah tiada penghujungnya. Untaian mutiara yang kita persembahkan, istana megah yang kita bangunkan, itu pun belum cukup membalas jasa ayah dan bunda. Sayangilah mereka yang masih hidup, mohonlah do’a kepada keduanya, do’a keduanya mampu menguncang Arsy.


اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...

Maka itu hadiriin rahimakumullah, melalui momentum hari raya qurban ini marilah kita memupuk rasa persaudaraan, kita biasakan untuk berqurban bagi kepentingan orang lain, kita buang jauh-jauh sifat egois, ingin menang sendiri, merasa paling hebat dan takabur, menyadari, bahwa petapa pentingnya akhlak dan adab bagi kehidupan kita, jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan membanggakan kedua orangtua kita, perbaikilah akhlak kepada siapapun sebab itu semualah yang akan menjadi pembeda kita dengan hewan. Semoga Allah memberi petunjuk dan membimbing kita kepada jalan yang diridhoi-Nya. aamiiiin…

اَعَادَاللهُ عَلَينَا وَعَلَيْكُمْ مِنْ برَكَةِ هٰذَا الْعِيْدِ وَاَمَّننَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ سَطْوَةِ يوْمِ الْوَعِيْدِ. اَقوْلُ قوْلِ هٰذَا وَاسْتغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمِ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ.


MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DENGAN BERKURBAN



H. Ramli Abdullah,S.Ag, M.Pd.I

 الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

Kaum muslimin jamaah jumat yang berbahagia

Pertama tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt dengan mengucapkan Alhamdulillah rabbal 'alamin, dimana pada hari  yang mulia ditempat yang dimuliakan oleh Allah ini kita dapat melaksanakan semua rangkaian ibadah jumat, semoga semua amal ibadah kita diterima oleh Allah swt dan  marilah kita bershalawat kepada Rasulullah dengan mengucapkan

  اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

Semoga di yaumil akhir kita mendapatkan syafaatnya, amiin ya robbal alaminnn

Selanjutnya selaku khatib Saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada kita semua yang hadir marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar benar ketaqwaan dalam arti kata 

 امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه

Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segalaa laranganNya

Jamaah jumat Rahimakumullah

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, merupakan waktu melakukan ibadah menyembelih hewan kurban. Berkurban bisa bermakna menyembelih hewan khusus dengan niat untuk bertaqarrub kepada Allah pada waktu khusus atau menyembelih dari hewan ternak berupa kambing, sapi, kerbau, unta dan sebangsanya untuk mendekatkan diri kepada Allah pada hari nahr.

Ibadah kurban merupakan ritual umat Islam. Disyariatkan pada tahun kedua hijriah, kini ibadah kurban telah melembaga dan membudaya serta memiliki corak tersendiri bagi komunitas umat Islam di berbagai belahan dunia. Karenanya kurban memiliki hakekat yang sangat kuat dan dalam upaya taqarub Ilallah, dan dan menumbuhkan rasa berbagi sesama manusia, dan bagi yang ingin bequrban masih ada waktu tiga hari lagi.

Diantara hikmah yang terkandung dalam ibadah qurban adalah, HIDUNG 

Manusia setiap detik, saat, selalu mendapat nikmat dari Allah yang tidak dapat terhitung. Tidak usah jauh jauh dibawah mata di atas mulut, disitu ada Namanya hidung yang setiap saat kita pergunakan untuk bernafas, satu organ yang amat luar biasa.

Hidung sebgai alat Pernapasan adalah suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air). Kitapu mengenal  Respirasi ini adalah proses pembakaran (oksigen) zat-zat makanan (glukosa) di dalam sel-sel tubuh dengan bantuan oksigen dan enzim.


Manusia bernapas untuk mendapatkan oksigen dari udara ke dalam paru-paru dan membuang karbondioksida. Dari paru-paru, oksigen akan disalurkan kepada seluruh tubuh melalui darah.

Saat manusia menghirup napas udara akan masuk ke paru-paru melalui rongga hidung. Di dalam paru-paru, tepatnya di alveolus terjadi pertukaran gas oksigen dengan gas karbondioksida. Setelah itu, karbondioksida akan dikeluarkan melalui hidung ketika manusia mengembuskan napas.

Hidung adalah berfungsi sebagai alat pernafasan makan sebaiknya tidak bernafas melalui mulut,Selain penyimpangan tumbuh kembang rahang dan gigi, kebiasaan bernapas lewat mulut juga dapat mengakibatkan udara yang masuk tidak di filtrasi rongga hidung, mengganggu kualitas tidur, dan mengganggu sistem tubuh

Kaum muslimin jamaah Jumat yang berbahagia

Apakah boleh bernafas lewat mulut saat tidur?

Bernapas melalui mulut juga dapat mempersulit tidur malam yang nyenyak, yang dapat menimbulkan efek domino yang serius pada kesehatan. Menurut De Vries, bernafas melalui mulut dapat menyebabkan otot tenggorokan dan sekitarnya melemah seiring waktu. Pelemahan ini dapat menyebabkan

Kaum muslimin jamaah Jumat yang berbahagia

Betapa Allah  telah menjadikan semua yang ada dalam tubuh kita ini, begitu amat luar biasa, Ketika manusia disibukkan dengan kewajiban memakai masker, Allah menjadikan bulu hidung kita sebagai masker yang alami, untuk menyaring udara yang masuk, maka kita di larang mencabut bulu hidung itu,  itu semua nikmat Allah, sehingga dalam surah Ar-Rahman Allah mengulang 31 kali  kalimat 

فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Kaum muslimin jamaah Jumat yang berbahagia

Marilah kita berintrospeksi diri dan berhitung sejenak.  Betapa oksigen gratis yang selama ini disediakan Allah di alam raya ini sungguh bernilai tinggi. Secara ekonomi, harga oksigen itu Rp. 25.000/liter; sedangkan harga nitrogen adalah 10.000/liter.

Manusia memerlukan 2.880 liter oksigen; dan 11.376 liter nitrogen perhari. Seandainya harus dibeli, untuk pemenuhan oksigen dan nitrogen, manusia harus mengeluarkan uang sebesar Rp.185 Juta/hari/orang.

Jika dikalikan satu bulan saja, maka 30 hari x 185juta = 5,5 Milyar. Seandainya hidupnya mengandalkan oksigen dan nitrogen yang dibeli, bukan yang dinikmati secara gratis dari Allah, dapat dipastikan bahwa orang terkaya di dunia ini tidak akan mampu bertahan lebih dari setahun.

Itulah nikmat paling vital yang dirasakan manusia melalui hidungnya. Sungguh masih banyak nikmat Allah yang lain yang dinikmati melalui mulut, mata, telinga, tangan, kaki, kulit, akal pikiran, hati, dan lainnya. Sayangnya, kata Allah, sangat sedikit di antara hamba-Nya yang pandai bersyukur 

وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ

Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.

(QS Saba'  ayat 13).

Kaum muslimin jamaah Jumat yang berbahagia

 Ketika kita selalu mendapat nikmat Allah, maka sangat wajar dan seharusnya harus bersyukur atas nikmat yang Allah telah berikan kepada kita sekalian. Bersyukur dengan selalu memanfaatkan apa yang kita miliki di usahakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, meraih ridho Allah dan berusaha untuk mendapatkan kasih sayAng Allah, karena ada saatnya kita ingin ke masjid tapi kaki kita tak sanggup melangkah, kita sangat ingin membaca al Quran tapi mata akita tak jelas lagi melihat huruf al quran, kita sangat ingin pergi ke tempat-tempat majelis ilmu tapi kekuatan tubuh kita tak memungkinkan, bahkan kita sangat ingi berkurban, berinfaq dan berqurban tapi hart akita sudah tak ada, kalaupun ada kadang dilarang oleh anak-anak kita karena dianggap akan mengurang harta waris mereka dan kita sudah tak memiliki power lagi untuk melawannya, kecuali yang keluar hanya desahan nafas panjang njang, mengomel yang tak lagi didengar oleh keluarga kita sendiri,  setiap hari yang keluar hanya aliran air mata, dengan perasaan menyesal, menyusuri jalan menuju ajal datang.         

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ