Kamis, 06 Juli 2023

AL-KASB MENURUT AHLUS SUNNAH


Masalah Kasb ini termasuk masalah yang paling susah untuk dipahami dalam  persoalan Ilmu kalam, sampai dikatakan masalah ini rada-rada aneh. Akan tetapi menurut saya sebenarnya masalah kasb ini tidak susah-susah amat,  cuma memang untuk memahaminya perlu beberapa muqoddimat ( premis) yang mesti kita fahami diantaranya:

  1. Bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah ( الله خالق كل شيء) yang mana masuk dalam segala sesuatu ini adalah perbuatan manusia itu sendiri.

  2. Allah mengetahui segala sesuatu yang masuk didalamnya adalah perbuatan manusia itu sendiri dimasa depan.. Dengan arti, sejak azali Allah sudah mengetahui apa yang akan diperbuat oleh Zaidun & semua manusia akan tetapi Allah tidak memaksa manusia melakukannya. Karena tidak ada "Talazum" antara mengetahui & memaksa manusia melakukan apa yang Allah ketahui karena Ta'aaluq ilmu Allah itu al-Inkisyaf bukan al-Ijad. Sebab kita lihat Zaidun yang ahli ma'siat atau Ta'at melakukan maksiatnya & keta'aatannya dengan senang hati tidak secara terpaksa seperti getaran tangannya ketika ketakutan atau kedinginan.

  3. Manusia diperintahkan oleh Allah sesuatu yang hanya masuk dalam kemapuannya saja dengan dalil لا يكلف الله نفسا إلا وسعها maka manusia tidak disuruh untuk menciptakan perbuatannya.


Ini adalah beberapa muqoddimah penting untuk memahami makna "Kasb" yang artinya  adalah "Keinginan manusia untuk berbuat sesuatu yang spesifik dalam keadaan dia mampu melakukannya secara a'dat ( سلامة الآلات والأسباب)". Ketika manusia menginginkan sebuah perbuatan dalam level tertentu maka Allah akan menciptakan kemampuan kepada diri manusia agar dia bisa melakukannya & merealisasikan apa yang dia inginkan dalam dunia nyata tidak hanya sebatas ada dibenaknya saja.


Maka ada semacam "kebersamaan" ( المقارنة) antara apa yang mampu dilakukan oleh manusia yaitu " menginginkan" sebuah perbuatan dengan Kuasa Allah yaitu "memberikan'' kekuatan untuk merealisasikannya di dunia nyata. Sekiranya ketika manusia ingin melakukan sesuatu saat itu juga Allah memberinya kekutan. Disinilah makna perkataan al-Imam al-Ghazali bahwa Kasb itu adalah sabab 'adi  bagi manusia,  agar Allah menciptakan kemampuan untuk melakukan apa yang manusia inginkan.


Dari sinilah kita tidak boleh menyalahkan Allah atas maksiat yang kita perbuat pada saat didunia karena kita yang menginginkannya & Allah hanya memberikan kekuatan kepada anda untuk merealisasikan apa yang anda inginkan. Begitupula kita tidak boleh sombong dengan ibadah kita karena kekuatan yang kita gunakan untuk ibadah semuanya diberikan oleh Allah.  Iniilah makna dari zikir لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم.


Akan tetapi dalam beberapa kasus, Allah akan mempermudah orang untuk berbuat ta'at sekiranya semua kondisi dipermudah baginya maka ini adalah ni'mat dari Allah yang kita namakan taufiq.   Dalam kasus lain,  Allah akan mempermudah orang berbuat maksiat sekiranya semua sebab agar dia menginginkan maksiat dipermudah oleh Allah. Dan ini adalah sebuah ujian/azab yang dikenal dengan nama khuzlan.  Cuma ini hanya terjadi untuk sebagian kecil orang saja yang mana menurut pemahaman saya rata-rata orang akan diberi kesempatan untuk bermaksiat & ta'at dengan kadar yang sama. Kemudian pada hari kiamat mereka semua akan diminta pertanggung jawaban terhadap pilihan mereka.


Inilah makna Kasb menurut al-Imam al-Asy'ary yang beliau ambil dari lafaz Qurani yaitu لها ما كسبت وعليها مااكتسبت.  Akan tetapi al-Imam al-Maturidi memberi nama yang lebih spesifik yaitu al-Iradah Juz'iyah.  Karena masalah ini rumit sekali dalam ta'sil-nya &  mempunyai implikasi yang sangat mendalam ( sudah saya jelaskan didalam daurah Nazom Jauharoh). Maka banyak yang gagal paham,  seperti :

  1. Jabariyah yang mengatakan semua perbuatan manusia diciptakan oleh Allah maka manusia seperti bulu yang tertiup angin, diombang-ambingkan menurut angin ( padahal bulu tidak punya keinginan tidak seperti manusia).

  2. Qodariyah : yang menafikan ilmu Allah terhadap hal-hal yang akan terjadi dimasa depan لا قدر والأمر أنف. Kelompok ini sudah punah sejak zaman al-Imam as-Syafi'i.

  3. al-Mu'tazilah yang mengatakan segala sesuatu diciptakan oleh Allah kecuali perbuatan manusia الإنسان خالق لأفعال نفسه.


Jika anda perhatikan semua dari ketiga kelompok ini mempunyai masalah bahwa ada talazum antara Allah mengetahui segala sesuatu & manusia terpaksa melakukan apa yang Allah ketahui.

Wallahu a'lam.Kapan-kapan akan saya teruskan lagi.Stay tune. 


Oleh : Habib Ali Baqir al-Saqqaf.





0 Comments:

Posting Komentar