This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 05 Juli 2023

PARA MUJADDID DI SETIAP MASA

 Nabi Saw bersabda, 

(إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مئة سنة من يجدد بها أمر دينها

"Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung seratus tahun seseorang yang memperbaharui agamanya".(HR. Abu Daud). 

Ketika bid'ah dan kemaksiatan merajalela, Allah akan mengutus para ulama di setiap abad yg akan mengembalikan ummat pada jalan agama yg benar, memberantas bid'ah dan paham-paham sesat, dan menegakkan kembali sunnah yg sudah tergerus dan pudar. Ini di antara keistimewaan ummat Nabi Muhammad Saw. 

Predikat mujaddid itu diketahui dari ijtihad para ulama, melihat dari sisi gerakan dakwah dan kebermanfaatan ilmunya dalam menghidupkan kembali agama Islam yg sudah jauh ditinggalkan dan diselewengkan. Pastinya, mereka adalah para alim ulama yg memiliki kedalaman ilmu dzhohir dan batin. 

Banyak ulama yg berpendapat bahwa mujaddid di setiap abad itu tidak mesti satu orang, berdalil dengan keumuman hadits di atas dengan lafadz (مَنْ) yg bisa bermakna satu atau lebih. Imam Ibnu Hajar di antara yg berpendapat demikian. 

Imam Suyuthi menulis satu kitab khusus yg berbicara tentang para mujaddid setiap abad dengan judul:

[التنبئة بمن يبعث الله على رأس كل مئة]

Berikut nama-namanya:

1.    Abad Pertama, Umar bin Abdul Aziz (w. 101 H) 

2.   Abad kedua, Muhammad bin Idris As-Syafi'i (w. 204 H) 

Kedua sosok ini hampir disepakati oleh semua ulama. Bahkan Imam Syafi'i diisyaratkan langsung oleh Nabi Saw. 

3.   Abad ke-3, Imam Ibnu Suraij (w. 306 H) atau Abul Hasan Al-Asy'ary (w. 324H). 

Karena ini adalah hasil ijtihad, maka kita banyak menemukan perbedaan dalam menentukan siapa yg mengisi kursi mujaddid di suatu abad. 

Di abad ke tiga ini, Imam Nawawi dan Imam Tajuddin As-Subki lebih memilih Imam Ibnu Suraij, sedangkan Imam Ibnu Asakir lebih merojihkan Imam Asy'ariy yg menempati mujaddid di abad ke-3. 

4.   Abad ke-4, Abu Hamid Al-Isfirayini (406 H) atau Imam Sahl bin Abi Sahl As-Sho'luqi atau Abu Bakar Al-Baqillany (w. 403 H). Imam Ibnu Asakir lebih memilih yg terakhir. 

5.   Abad ke-5, Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghozali (w. 505 H). Beliau juga termasuk mujaddid yg disepakati oleh para ulama. 

Imam Al-Hafidz Al-Iroqy dalam muqoddimah Takhrij Ahaditsil Ihya' menulis, 

"الغالب على الظن أن الغزالي هو المراد بمن يجدد لهذه الأمة دينها على رأس المائة الخامسة

"Dugaan terkuat menyatakan bahwa Imam Ghozali lah yg dimaksud mujaddid di abad ke-5" 

Dan Imam Ghazali mengaku sendiri dalam kitab beliau Al-Munqidz bahwa beliaulah yang diutus sebagai pembaharu agama di abad ke-5. 

6.   Abad ke-6, Imam Fakhruddin Ar-Razi (w. 606 H) atau Imam Rofi'iy (w. 623 H) 

7.   Abad ke-7, Imam Ibnu Daqiq Al-I'ed (w. 702 H). Beliau juga mujaddid yg disepakati. 

8.   Abad ke-8, Imam Sirojuddin Al-Bulqiniy (w. 805 H) atau Imam Iroqiy (w. 806 H). 

9.   Abad ke-9, Imam Suyuthi (w. 911 H). Imam Suyuthi menganggap diri beliaulah mujaddid di abad ini.

Imam Suyuthi membuat nadzam mengenai nama-nama mujaddid ini yg beliau beri nama,

[تحفة المهتدين بأسماء المجددين

Setelah menyebutkan sekian nama setiap abad, beliau melanjutkan,  

وهذه تاسعة المئين قد

أتت ولا يخلف ما الهادي وعد

وقد رجوت أنني المجدد

فيها ففضل الله ليس يجحد

Syeikh Abdul Hamid Syanuhah yg mentahqiq kitab Imam Suyuthi ini melanjutkan penyebutan mujaddid setiap abad berikutnya, menurut beliau; 

10.Abad ke-10, Imam Syamsuddin Ar-Romli (1004 H). 

11.       Abad ke-11, Ibrahim bin Hasan Al-Kurdi (w. 1101) 

12.       Abad ke-12, Sayyid Murtadho Az-Zabidi (w. 1205 H) 

Dan seterusnya sampai hari kiamat, Imam Suyuthi menyebutkan bahwa di akhir abad umur dunia ini, Nabi Isa yg menjadi mujaddid terakhir. 

Pemilihan para ulama terhadap beberapa orang ini tentu bukan asal-asalan, tapi ada kriteria yg harus dipenuhi, pastinya bukan ulama biasa.

Jika kita perhatikan, para mujaddid ini wafat di tahun-tahun awal suatu abad baru, misalnya Imam Syafi'i wafat tahun 204 H, awal dari abad ke-3, Ibnu Suraij tahun 306 H, awal dari abad ke-4, dst.

Para ulama menyimpulkan bahwa makna (رأس المائة) waktu "diutusnya" mujaddid dalam hadits tersebut adalah penghujung atau akhir abad. Jadi, Imam Syafi'i menjadi mujaddid di akhir abad ke-2, dst. 

Wallahu a'lam.

Ustad Amru Hamdany


Senin, 03 Juli 2023

KEJUJURAN BERBUAH BERKAH


Pada suatu malam menjelang dini hari, Umar bin Khattab beserta pengawalnya melakukan inspeksi ke pinggiran kota. Tanpa sengaja sang khalifah mendengar percakapan antara seorang ibu dengan anak gadisnya. Ibunya berkata,"Campur saja susunya dengan air agar kelihatan banyak." Lalu anak gadisnya menjawab, "Bagaimana saya harus melakukan sedang Amirul mukminin Umar bin Khattab telah mengeluarkan pernyataan melarang susu untuk dicampur dengan air?"

Selanjutnya ibunya berkata, "Khalifah Umar bin Khattab khan  tidak mengetahuinya." Lalu sang gadis menimpali ucapan ibunya,"Kalau Khalifah Umar bin Khattab tidak mengetahuinya, maka Allah pasti mengetahuinya."


Percakapan antara ibu dengan anak gadis tersebut sangat berkesan sekali di hati Umar bin Khattab. Keesokan hari, asal khalifah menurut pengawalnya menyelidiki kedua wanita tersebut. Setelah mengetahui sang gadis masih perawan, Umar bin Khattab memanggil putranya, 'Ashim dan menawarkan gadis itu untuk dinikahinya. Disuruhnya putranya untuk melihat langsung paras wajah gadis itu.


Umar berpesan"Pergilah wahai anakku. Lihatlah gadis itu, nikahilah dia, dan aku berharap dia akan melahirkan seorang pahlawan yang mampu memimpin bangsa Arab."


Pernikahan pun berlangsung. Dari pasangan inilah seorang perempuan, Ummu Ashim (Laila) binti 'Ashim, yang kemudian dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan selanjutnya melahirkan Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang kelima setelah Khulafaur Rasyidin dalam hal keadilannya. 


Tepat sekali apa yang diprediksi oleh Khalifah Umar bin Khattab Ra bahwa sifat amanah dan kejujuran menjadi penghubung antara Khalifah Umar bin Khattab dengan Umar bin Abdul Aziz dan membawa keberkahan.


Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kejujuran akan membawa sebuah keberkahan. Demikian juga bahwa bobot, bebet dan bibit akan mempengaruhi kualitas generasi yang meneruskan keturunan.


Semoga saja kisah ini menginspirasi bagi pembaca. Amin.

Minggu, 02 Juli 2023

Mukjizat adalah tanda keNabian & bukan Tanda keTuhanan



Mukjizat adalah tanda keNabian & bukan Tanda keTuhanan


Mukjizat adalah sebuah perkara yang luar biasa yang nampak dari pada para Nabi sebagai pembenar bahwa mereka semua adalah utusan Allah Ta'ala dalam menyampaikan Syari'atnya seperti Membelah lautan, Merubah tongkat menjadi ular, menghidupkan orang mati & kehebatan bahasa dalam al-Quran.

Para Ulama mengatakan bahwa Mukjizat itu sama dengan Allah mengatakan : صدق عبدي فيما يقول عني  yang artinya abahwa apa yang dikatakan hambaku ini ( Nabi) adalah benar.dari sini para ulama mengatakan bahwa mukjizat itu hanya dikhususkan untuk membenarkan klaim kenabian bukan klaim ketuhanan dengan makna jika ada seorang manusia seperti Dajjal contohnya mengaku sebagai Tuhan kemudian dia mengatakan bahwa dalil ketuhananku adalah perkara yang luar biasa ini kemudian dia mendatangkan hujan dll seperti apa yang dilakukan para Nabi.

Klaim Dajjal sebagai Tuhan disini tidak akan terlegitimasi dengan benar karena dalil ketuhanan bukan dengan Mukjizat akan tetapi dengan Dalil Aqli bahwa yang mengaku tuhan mestilah suci dari pada Awaridhil Hudust ( Tanda-tanda kebaruan) sedangkan Dajjal dari ujung rambut sampai ujung kaki mempunyai A'waridhil hudust dari punya ukuran, arah, bentuk, waktu sampai buta sebelah.

Seorang yang bermazhabkan Ahli Sunnah & paham akan Dalil ketuhanan tidak akan tertipu oleh klaim-klaim Dajjal yang mengatasnamakan tuhan karena Ahli Sunnah menafikan ukuran, arah, bentuk & waktu bagi Allah kemudian perkara luar biasa tidak bisa dijadikan pembenar bagi ketuhanan seseorang yang mempunyai A'waridul hudus berbeda dengan orang yang menyakini Allah itu Jism seperti Mujassimah yang mana Lawazim Jismiyah seperti tempat & ukuran tidak bertentangan dengan konsep ketuhanan menurut mereka.

Dajjal pun tidak punya pilihan selain mengaku orang soleh, wali atau tuhan karena hanya itu yang mungkin untuk menguji manusia karena konsep dari ujian adalah bisa lulus & bisa tidak lulus karena jika dia mengaku wali atau orang soleh dengan perkara yang luar biasa maka orang 'alim yang paham akan mencocokan perbuatannya dengan Syari'at selama tidak sesuai ya dia bukan wali atau orang soleh ataupun dia mengaku tuhan maka kedustaannya diketahui dari A'waridhil khudusnya & orang yg tidak pandai atau mengikuti hawa nafsunya tidak akan lulus.

Tidak mungkin Dajjal mengaku Nabi karena Allah tidak mungkin memberikan mukjizat ( perkara yang luar biasa) kepada orang yang mengklaim dirinya Nabi tapi bukan Nabi karena ujian semacam ini tidak akan bisa dilalui oleh para orang-orang yang beriman & karena sebab yang lain disebutkan didalam kitab-kitab yang tinggi didalam ilmu kalam.

Dulu ketika saya belajar Syarah Nasafiyah dengan Syeh Saeed Foda saya  mendengar Syeh Saeed menjelaskan perkara ini secara global bahwa keTuhanan dibuktikan melewati dalil Aqli bukan mukjizat & Dajjal mengaku tuhan bukan Nabi.

Makna ini jelas benarnya akan tetapi saya tidak menemukan dimana nashnya sampai kemarin ketika saya sedang muroja'ah masalah istirsali ilmillah dalam kitab Aqidah Nizhomiyah karangan al-Imam al-Haromain saya menemukan nash masalah yang di taqrir oleh Syeh Saeed ketika saya belajar dengan beliau.

Beginilah ulama al-Haqiqi setiap perkataannya pasti ada sandarannya dari nash kitab atau Qowai'd Ushuliyah yang nanti suatu saat anda akan melihat sebagian ulama mengatakan bahwa yang dikatakan oleh ulama tersebut itu benar.karena setiap hal yang manhajnya sama biasanya Natijahnya akan sama juga
العلم رحم بين أهله.

Tulisan : Habib Ali Baqir as- Saqqaf

TAUBATNYA SEORANG ABID



Al-Qass seorang Abid (ahli ibadah) yang masyhur di kota Mekah. Pada suatu hari ia bertemu Sallamah, gadis pinangan orang Quraisy. Lalu Al-Qass mendengar nyanyiannya dan berhenti untuk mendengarkan. Pada saat itu majikan si gadis melihat Al-Qass dan berkata,  "Maukah anda masuk untuk mendengarkannya." Al-Qass pura-pura tidak mau sampai gadis itu mengizinkannya. "Tempatkan saya di tempat sepi agar saya tidak dapat melihat dia dan dia tidak dapat melihatku," ujarnya kepada majikan si gadis. Kemudian Al-Qass masuk dan gadis itu pun menyanyi. Lalu majikannya menawarkan kepada Al-Qass untuk berkenalan dengannya, tapi Al-Qass menolak.


Suatu hari gadis itu berkata kepada Al-Qass, "Sungguh aku mencintaimu." Al-Qass menjawab, "aku juga mencintaimu." Gadis itu berkata, "aku ingin mengecup bibirmu." Al-Qass berkata, "aku juga." Gadis itu berkata,"aku ingin menempelkan dadaku ke dadamu." Al-Qass menjawab, "aku juga." Gadis itu berkata, "lalu kenapa Anda tidak melakukannya? Sungguh tempat ini benar-benar sepi." Al-Qass menjawab, "saya mendengar Allah berfirman: "teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian lain, kecuali orang-orang yang bertakwa" az-Zukhruf : 67. "Saya tidak ingin kasih sayang antara Aku dan kamu berubah menjadi permusuhan di hari kiamat."


Lalu gadis itu menukas, "wahai Al-Qass! Apakah Tuhanku dan Tuhanmu tidak menerima kita kalau kita bertobat?" Al-Qass menjawab, "Ya! Tapi saya tidak aman dari kematian yang datang tiba-tiba." Kemudian Al-Qass berdiri dan mengeluarkan air mata. Setelah itu ia bertekad tidak mau ke tempat itu lagi dan beribadah seperti sedia kala. 


Oleh : Habib Ziadi

Sumber: Sabili, edisi 21 TH XV, 1 MEI 2008.