Oleh: H. Hayatul Islami, S.Th.I., M.S.I
KHUTBAH PERTAMA
السلام عليكم ورحمةاللهِ وبركاته
اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَالَهَ الاَّاللهُ وَ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنزَلَ الْعِيْدَ ضِيَافَةً لِلاَنَامِ. اَلَّذِى اَحَلَّ لَهُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ. وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّيَامِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتعَالَى وَاَشْكُرُهُ عَلٰى مَوَاهِبِهِ الْعِظَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاإِلٰهَ إِلاَّللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُوْنُ لَنَا دُخْرًا عِنْدَ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ. إِلٰهٌ ابتلٰى خَلِيلُهُ إِبرَاهِيْمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ. اَلَّذِى ضَحَّى بِكَيْشَيْنِ اَمْلَحَيْنِ ذَبَحَ بِيَدِهِ اَحَدَهُمَا عَنْ نفْسِهِ وَالْآخَرُ عَنْ أُمَّتِهِ وَاٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَاَتبَاعِهِ وَعِتْرَتِهِ.
أَمَّابعْدُ: فيَآاَيهَاالْحَاضِرُوْنَ الْكِرَامِ اُوْصِيْنِي نفْسِى وَإِيَّاكُمْ بِتقْوَى اللّٰهِ رَبِّ النَّاسِ وَطَهِّرُوْا قلُوْبَكُمْ مِنْ دَآءِ الْكِبْرِ وَالْحِقْدِ وَالْحَسَدِ وَالنَّمِيْمَةِ وَالدَّرَنِ وَالاَدْنَاسِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ يوْمَ عِيْدِ الاَضْحَى يوْمُ عِيْدِ الْاَكْبَرُ وَمَوْسِمُ الْحَجِّ الاَفْخَرِ. فَكَبِّرُواللهَ وَهَلِّلُوْاهُ وَ حَمِّدُوْاهُ بِقَوْلِ: اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ لاَإِلٰهَ إِلاَّ للهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ. وَضَحُّوْا فَإِنَّ اْلأُضْحِيَةَ مِنَ اْلأَعْمَالِ المُنْجِيَةِ تنْجِى صَاحِبهَامِنْ شَرِّالدُّنيَا وَاْلاٰخِرَةِ. وَكَبِّرُواالضَّحَايَا فَإِنَّهَا هِيَ الْمَطَايَا وَترْفَعُ الْبَلاَيَا.
اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
Hadirin kaum Muslimin dan Muslimat sidang Jama’ah ‘Idul Adh-ha rahimakumullah…
Pada hari yang mulia ini, Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT. Iman dan Taqwa yang muncul dari dalam sanubari kita, seperti yang disampaikan oleh baginda Nabi bahwa:
... التقوى هَاهُنَا(وَيُشِيْرُ الَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ)...(رواه مسلم عن ابي هريره)
“Taqwa itu letaknya di sini” (sambil menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali) dimulai dari diri sendiri dengan menjalankan seluruh perintah dan menjauhi semua larangan Allah kemudian kita tularkan kepada keluarga, sahabat, handai toulan dan masyarakat di sekitar kita, dengan harapan semoga Allah menurunkan berkah bagi negeri kita ini, seperti yang dijanjikan oleh Allah:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ...(الاعراف:96)
“Dan sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertaqwa, pasti Kami akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi…”
اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Hadirin Rahimakumullah…
Hari ini dan tiga hari kedepan, kita di sunnahkan melantunkan takbir, tahmid, tahlil dan tasbih dalam rangka mengagungkan dan mengesakan Allah SWT. Kalimat takbir, tahmid, tahlil dan tasbih itu, membahana di angkasa raya bagaikan sebuah simfoni nan indah yang mampu menggetarkan qolbu, menggelorakan rasa dan meraga sukma, sehingga menyadarkan diri kita betapa rendah dan kerdilnya kita dihadapan Allah dan tentunya disaat yang sama kita juga menyadari betapa besarnya dan kuasanya Allah SWT.
اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Hadratal mukhtaramin sidang jama’ah Idul Adha Rahimakumullah
Peristiwa Qurban/ibadah qurban yang akan kita lakukan hari ini sampai 3 hari ke depan, merupakan perwujudan dari iman, taqwa serta kepatuhan kita kepada Allah swt. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh Nabi Allah Ibrahim as ketika beliau diperintah untuk menyembelih putranya Ismail as. Semua ini beliau lakukan sebagai wujud ketaatan dan keimanan beliau kepada Allah, atas keimanan dan ketaatan inilah Allah mengganti tubuh Ismail dengan seekor kambing. Disampig itu, Allah juga menjadikan Nabi Ibrahim dan para pengikutnya sebagai suri tauladan yang baik, Allah berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ …
Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, ….” (al-Mumtahanah: 4)
اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Nabi Ibrahim merupakan lambang orang yang mantap keimanan kuat ketaatannya, sementara Ismail sebagai lambang apa saja yang dimiliki dan disayangi seseorang, baik berupa harta-benda, pangkat-jabatan, anak, istri maupun hak milik lainnya. Sedangkan perintah Allah kepada nabi Ibrahim adalah merupakan sebuah lambang dari syariat Islam. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa kita sebagai orang yang beriman kita perlu mengorbankan apa saja yang kita miliki demi ketaatan kita kepada Allah dan agama yang kita cintai ini.
Bahkan Allah menggolongkan kita sebagai orang yang sangat merugi jika kita lalai dalam mengingat Allah oleh sebab harta dan anak-anak yang kita miliki.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi (al-Munafiqun: 9)
اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Oleh sebab itu hadirin yang berbahagia, berdasar pada pendekatan al-Qur’an dan hadis maka paling tidak ada dua prinsip utama dari ibadah qurban ini.
Pertama, Ibadah qurban adalah memupuk dan merealisasikan rasa taqwa kita kepada Allah swt. Allah berfirman dalam surah al-Hajj ayat 37:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ
Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.
Maka ibadah qurban yang kita sejatinya adalah sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah swt. Sudah barang tentu orang yang bertakwa akan mengorbankan apasaja yang dimilikinya dalam keadaan apapun sebab diantara ciri orang yang bertakwa adalah
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ...
Mereka yang bersedekah dalam keadaan lapang maupun sempit dan tentu pulalah yang mereka sedekahkan/korbankan adalah sesuatu yang terbaik yang mereka miliki sebab mereka sangat meyakini tidak akan mencapai suatu kebaikan yang sempurna sebelum menafkahkan yang terbaik dan yang kita cintai. Allah berfirman:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui (Q.S Ali Imran: 92).
Demikian pula dengan ibadah kurban haruslah dengan hewan qurban yang terbaik;
عَظِّمُواضَحَايَاكُمْ, فَإِنَّهَا عَلٰى الصِّرَاطِ مَطَايَاكُمْ
“Berqurbanlah dengan hewan yang bagus (besar dan gemuk) karena hewan itu akan menjadi kendaraan mu di atas Shirat”.
Maka orang yang bertakwa pastilah dia mau berqurban, dari sini jugalah kita bisa memahami hadis Nabi tentang anjuran/kewajiban bagi orang yang mampu untuk berkurban kata Nabi;
عَن ابي هريرة قال رسول الله (صم)من وجدسعةً فلم يضَحِّ فلا يقْربَنَّ مُصلاَّنا (روه احمد وابن ماجه)
اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Kaum muslimin dan Muslimat rahimakumullah…
Kedua, Ibadah qurban merupakan simbol perjuangan manusai untuk menghilangkan sifat-sifat kehewanan yang ada dalam diri. Kita perlu sadari bahwa kelakuan, sikap, sifat dan perilaku kita terkadang sudah sangat melampaui batas. Tidak tahu lagi mana yang benar mana yang salah. Tak hirau lagi dengan yang halal dan haram, tidak memikirkan yang haq dan yang bathil. Merasa diri lebih hebat, lebih pintar dan kuasa atas orang lain.
Allah berfirman dalam surah al-‘Alaq ayat 6-7
كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰى
“Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup”.
اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Maka itu hakikat Qurban adalah bagaimana melalui ibadah qurban itu mampu mengikis dan menghilangkan sifat kehewanan yang ada dalam diri kita. Imam Nizhomuddin An-Naisaburi dalam tafsir Gharaibul Qur’an wa Raghaibul Furqon ketika menafsirkan ayat 67 surah al-Baqarah:
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖٓ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةً ۗ ……
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina…”
Ayat ini menurut beliau merupakan isarat “menyembelih” sisi nafsu binatang yang ada dalam diri manusia. Hal ini bertujuan membersihkan hati manusia dari sifat-sifat tercela yang masih melekat dalam diri manusia. Iri, dengki, kikir, sombong, merasa hebat, merasa benar, mau menang sendiri, ujub dan lain-lain.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah…
Diantara beda manusia dengan hewan adalah Allah menitipkan kita Akal-fikiran dan hati (perasaaan). Dengan akal dan fikiran kita dapat memebedakan baik dan buruk, salah dan benar, haq dan bathil. Sementara hati dan perasaan menuntun kita beriman kepada Allah, merasa empati, memupuk kasih sayang serta merasa bahwa kita adalah hamba Allah. Jika kedua hal ini tidak kita manfaatkan dnegan baik maka beda kita dengan hewan!!!
Itulah sebabnya Allah menyebut manusia yang tak pandai menggunakan hati, mata dan telinga dengan baik maka Allah menyebut orang seperti ini sama dengan hewan ternak bahkan lebih hina. Firman Allah:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah (Q.S. al-A’raf: 179).
Oleh sebab itu, perlu kita introspeksi diri, apakah kita sudah menggunakan Hati- perasaan, Akal-fikiran, mata-telinga sesuai dengan perintah Allah, jika belum maka tiadalah beda kita dengan hewan.
اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Kaum Muslimin sidang jama’ah ‘Idul Adha Rahimakumullah
Kenyataannya pada saat ini, kita melihat bahkan mungkin merasakan bahwa kelakuan dan sikap kita sama dengan hewan bahkan mungkin lebih parah. Coba kita perhatikan, rasa saling menghormati mulai terkikis, tergerus bahkan nyaris hilang di tengah-tengah kita, kita masuk pada era dimana tekhnologi jadi kebanggaan, harta dan jabatan jadi pameran, sehingga sangat tampak nyata perbedaan sikaya dan yang tak berpunya. Sikap acuh dengan sesama, tetanga dengan tetangga tidak saling sapa, perselingkuhan rumahtangga sudah biasa, bahkan diumbar melalui media. yang paling parah, sikap dan kelakuan anak terhadap orang tua jauh sekali dari rasa cinta.
Padahal kita sudah sangat mengerti bahwa menghormati dan memuliakan kedua orang tua adalah kewajiban seorang anak. Bahkan salah satu dosa terbesar dihadapan Allah adalah durhaka kepada kedua orang tua.
Maka itu, datangilah kedua orang tua kita, ciumlah keningnya, kening ibunda kita yang selalu sujud di tepian malam mendo’akan kita, peluklah tubuhnya yang renta, kita Sembilan bulan tinggal dirahimnya, ciumlah tangan keduanya, sebab kedua tangan itulah yang selalu menengadah ke langit mendo’akan kita. Ibu yang selalu menangis dihadapan Allah Swt, setiap ucapan yang keluar dari lisannya adalah do’a untuk anaknya.
Demi Allah.. mengapa kita hari ini menjadi anak yang sukses, tidak lain dan tidak bukan adalah karena doa dari ayah ibu kita, setiap malam ibu kita berdoa “Ya Roob jadikan anakku-anak yang soleh, ya Roob jadikan anakku adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, ya roob jadikan anak-anak kami anak yang terbaik, jadikan nasibnya lebih baik ketimbang ayah dan ibunya.”
bagi kita yang kedua orang tuanya sudah tiada, datangi pusaranya do’akan mereka, karena kita sadari kasih sayang ibu membawa kesyorga, kasih sayang ayah tiada penghujungnya. Untaian mutiara yang kita persembahkan, istana megah yang kita bangunkan, itu pun belum cukup membalas jasa ayah dan bunda. Sayangilah mereka yang masih hidup, mohonlah do’a kepada keduanya, do’a keduanya mampu menguncang Arsy.
اَللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ...
Maka itu hadiriin rahimakumullah, melalui momentum hari raya qurban ini marilah kita memupuk rasa persaudaraan, kita biasakan untuk berqurban bagi kepentingan orang lain, kita buang jauh-jauh sifat egois, ingin menang sendiri, merasa paling hebat dan takabur, menyadari, bahwa petapa pentingnya akhlak dan adab bagi kehidupan kita, jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dan membanggakan kedua orangtua kita, perbaikilah akhlak kepada siapapun sebab itu semualah yang akan menjadi pembeda kita dengan hewan. Semoga Allah memberi petunjuk dan membimbing kita kepada jalan yang diridhoi-Nya. aamiiiin…
اَعَادَاللهُ عَلَينَا وَعَلَيْكُمْ مِنْ برَكَةِ هٰذَا الْعِيْدِ وَاَمَّننَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ سَطْوَةِ يوْمِ الْوَعِيْدِ. اَقوْلُ قوْلِ هٰذَا وَاسْتغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمِ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ.