Kamis, 29 Juni 2023

RIZKI LANCAR KARENA MEMBERI MAKAN SEMUT


Imam Abdul Wahhab Asy Sya'rani radhiyallahu 'anhu berkata :

Diantara anugerah Allah ta'ala pada saya adalah saya biasa memberikan paha ayam dengan senang hati kepada kucing atau anjing yang tampaknya juga menginginkannya, padahal paha ayam itu disuguhkan untuk saya makan. Bahkan seringkali saya berikan satu ayam utuh jika melihatnya tampak kelaparan. Oleh karenanya, tidak pernah sekalipun saya mengejar kucing atau anjing yang mencuri ayam panggang saya, dan saya pun melarang orang lain mengejarnya, karena tidak dicuri saja biasa saya berikan dengan senang hati. Dan lagi kalo dikejar hingga kucing itu ketakutan, bisa jadi ayam panggang yang ia dapat tidak sebanding dengan ketakutan yang ia rasakan. Kasihan. 

Dan ketahuilah, Saudaraku!, Tidaklah kucing mencuri ayam kita kecuali sebab kita biasa pelit pada mereka, kita biasa makan daging tanpa tersisa kecuali tulang saja sehingga kucing tidak mendapat bagian apa², mereka mencuri karena mereka putus asa pada kita, padahal tidaklah mereka mau tinggal bersama kita kecuali karena mereka menyangka kita orangnya baik dan pemurah, mereka mengira kita akan memberi mereka makanan saat mereka berada di depan kita. 

Sayyidi Syech Ali Al Khawwash pernah berwasiat kepada keluarga beliau untuk mengurusi kucing² kecil, terutama di siang bulan Ramadhan. "Siang hari orang² tidak makan, kucing pasti kesulitan mencari makanan, sehingga kebutuhan mereka tak terurus", kata beliau. Saya sering melihat beliau meletakkan tepung atau remahan roti di samping lubang sarang semut dan berkata, "Kita hanya berusaha membantu agar semut tidak perlu keluar jauh dari sarangnya untuk mencari makanan untuk dirinya dan kawanannya. Karena ketika mereka keluar jauh dari sarangnya itu taruhannya nyawa, bisa dimakan hewan pemangsa, terinjak manusia, putus tangannya, atau remuk bagian tubuhnya, sehingga ia pun kesakitan, dan harus menanggung rasa sakit yang kita belum tentu mampu menanggung rasa sakit itu." 

Bukankah ada cerita bahwa Imam Al Ghazali radhiyallahu 'anhu mendapatkan ampunan dari Allah ta'ala sebab kasih sayang beliau kepada seekor lalat. Saat ada lalat minum tinta yang menempel pada pena yang sedang beliau pegang, beliau diam tidak bergerak dan membiarkan lalat itu menyelesaikan hajatnya. 

Sayyidi Ali Al Khawwash radhiyallahu 'anhu berkata : "Jika kalian punya madu atau gula maka letakkan lah sedikit darinya di mulut sarang semut atau di tempat yang sering mereka lalui, dan jangan kalian tutup rapat² keduanya kecuali setelah melakukan hal itu. Sebab orang yang mempersulit hewan untuk mendapatkan rizkinya seringkali Allah ta'ala juga akan mempersulit jalan rizki orang itu. 

Mungkin sebab alasan ini, demi mendidik agar cinta kepada sesama makhluk Allah ta'ala, sebagian ulama muhadditsin menyatakan bahwa memelihara kucing itu sunnah hukumnya, karena itu akan mendorong orang mau memberi mereka makan, minum, dan tidak pelit kepada mereka. 

Dari kitab Al Minanul Kubra, Imam Abdul Wahhab Asy Sya'rani, hal. 305 

Di dalam kitab Bahrul Maurud beliau juga menjelaskan hal yang sama. Jadi ketika kita semisal mau memberi kapur ajaib atau penghalang semut atau serangga di sekitar makanan, kata beliau, berilah di luar garis kapur itu sebagian dari makanan yang kita amankan, sebagai jatah untuk hewan² itu.

-•×•- 

Gus Baha' pernah berkata, setelah makan malam dan ada piring² yang kotor dengan sisa² makanan, jika tidak sangat butuh untuk segera dibersihkan, sebaiknya piring² itu dicuci pagi hari saja, agar malam itu sisa² makanan itu bisa dinikmati oleh serangga dan lainnya. Sisa² makanan itu bisa menjadi pesta makan besar bagi mereka, jadi biarkan mereka menikmati itu, tidak perlu dicuci dulu, niatkan untuk sedekah.

Membuka jalan rizki hewan saja seperti itu fadhilahnya, apalagi jalan rizki sesama manusia.

Wa Allah ta'ala a'lam


-

0 Comments:

Posting Komentar