Hari raya Idul Fitri merupakan hari yang sangat mulia, yang pada saat itu umat Islam merayakan kemenangan terhadap pengendalian nafsu selama bulan Ramadhan. Dalam merayakan hari kemenangan tersebut Islam mengajarkan tata cara secara terperinci:
Berhias dengan memakai pakaian yang bagus, menggunakan parfum, mandi dan lain-lain. Khusus untuk wanita di luar rumah tidak memakai wangi-wangian dan pakaian yang indah yang dapat menimbulkan fitnah. Dalam sebuah riwayat Rasulullah memerintahkan agar pada hari Idul Fitri dan Idul Adha mengenakan pakaian yang terbagus memakai wewangian yang terbaik dan berkorban pada Idul Adha dengan hewan yang paling berharga.
Namun yang perlu diingat adalah menghindari sifat boros dan berlebih-lebihan. Berhias bukan berarti memakai pakaian yang baru atau mahal, tapi yang penting bersih dan menutup aurat. Keindahan akan menjadi sia-sia jika tidak menutup aurat.
Melalui jalan yang berbeda pada saat pulang dan pergi. Nabi SAW biasa menempuh jalan lain pada hari raya. Maksudnya pergi melalui sebuah jalan dan pulang melalui jalan lain. Hikmahnya adalah untuk menampakkan syiar Islam, orang yang mempunyai keperluan dapat menunaikan keperluannya pada saat itu.
Bertakbir saat keluar dari rumah.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah pada saat keluar rumah di hari Idul Fitri dan bertakbir hingga tiba di lapangan dan menunaikan salat Ibnu Umar berangkat pagi hari pada hari idul Fitri dan idul Adha dengan mengeraskan suara takbir hingga tiba di tempat salat. Beliau bertakbir hingga Imam datang.
Makan sebelum salat Ied. Nabi selalu makan sebelum berangkat ke tempat salat pada hari raya Idul Fitri. Sebaliknya pada hari Idul Adha beliau makan setelah salat.
Mandi sebelum salat. Abdullah bin Umar ra biasa mandi pada hari Idul Fitri sebelum berangkat ke lapangan para ulama telah sepakat dianjurkan mandi sebelum Idul Fitri dan Idul Adha.
Mengucapkan salam Idul Fitri. Yaitu mengucapkan taqobalallahu minna wa minkum. (Semoga Allah menerima amal kita semua). Imam Ahmad menganggap itu sebagai keringanan. Namun, beliau berkata, "Saya tidak memulai ucapan tersebut. Jika orang lain mengucapkannya kepada saya terlebih dahulu, saya akan jawab. Sebab, menjawab kehormatan itu wajib. Tapi memulai ucapan selamat bukanlah sunnah yang dianjurkan dan juga tidak dilarang."
Mengajak seluruh anggota keluarga rumah untuk menghadiri salat Idul Fitri dan Idul Adha anak-anak perempuan dan laki-laki diperintahkan keluar ke lapangan pada hari Idul Fitri dan Idul Adha tanpa membedakan antara gadis, janda, remaja, tua atau yang sedang haid. Wanita yang sedang haid tidak ikut salat, tapi hanya datang dan mendengarkan khotbah
Bermain pada saat hari raya. Mainan yang tidak haram, rehat yang sehat, nyanyian yang baik, dibolehkan dilakukan pada hari idul Fitri sebagai olahraga bagi badan dan rehat bagi jiwa. Kaum Anshar di masa Rasulullah mempunyai dua hari di mana mereka bermain. Rasulullah berkata kepada mereka, "Sungguh Allah ta'ala telah menggantikan buat kalian yang lebih baik dari dua hari itu, yaitu hari idul Adha dan idul Fitri
Dalam merayakan hari raya Idul Adha maupun Idul Fitri ada beberapa hal yang harus dihindari diantaranya adalah:
Mubazir atau boros. Masih banyak saudara-saudara kita di tempat lain yang kesulitan mencari makan. Allah menegaskan bahwa orang-orang yang berlaku boros adalah saudara setan.
Tidak berlebih-lebihan pada yang dibutuhkan.
Tidak ikhtilat atau bercampur baur dengan yang bukan mahram. Suasana hari Raya sangat mendukung untuk terciptanya ikhtilat titik namun demikian, setiap muslim dan muslimah harus dapat menghindari hal ini. sebab, yang dilarang Allah bukan hanya zina, tapi juga mendekatinya.
Bersalaman dengan yang bukan mahram titik sering terjadi, karena alasan bermaaf-maafan kamu seorang laki-laki mengalami wanita yang bukan mahramnya. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya saya tidak pernah bersalaman dengan wanita.
Demikianlah serba-serbi selama Idul Fitri dan Idul Adha
Semoga Allah menerima amal ibadah kita.
0 Comments:
Posting Komentar